Kelompok Pekerja Anggota Translator

Beranda » Berita Kerah Biru » Nasional >>Kelompok Pekerja Anggota Translator Resmi Terbentuk

 

Jakarta_Kerahbirunews,- Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak yang menjadi tantangan baru bagi para pekerja penterjemah (translator). Dengan munculnya platform terjemahan online, pasar layanan terjemahan menjadi lebih kompetitif. Ini berarti bahwa pekerja penterjemah informal sekarang harus bersaing dengan kumpulan profesional yang lebih besar, baik online maupun offline. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Kerah Biru-Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP KB-SPSI), Royanto Purba, selesai rapat pembentukan Serikat Pekerja Kerah Biru Kelompok Pekerja Translator di Kantor Pusat FSP KB-SPSI, Jakarta, Sabtu (18/03/2023)

Lebih lanjut Royanto memaparkan bahwa teknologi digital juga mengurangi permintaan untuk jenis layanan terjemahan tertentu. Misalnya, alat terjemahan mesin sekarang dapat menangani terjemahan dasar, seperti frasa dan kalimat sederhana, yang berarti bahwa beberapa klien mungkin tidak lagi memerlukan penerjemah manusia untuk jenis tugas ini.

“Pekerja penerjemah informal mungkin merasa kesulitan untuk membuktikan diri sebagai profesional terkemuka di era digital. Dengan banyaknya platform online yang tersedia, akan sulit untuk menonjol dari kerumunan dan membangun basis klien yang loyal” ungkap Royanto.

Serikat Pekerja Kerah Biru Kelompok Pekerja Translator ini diprakarsai oleh Sisca yang juga menjadi Ketua Pokja Translator.  Menurut Sisca, profesi penerjemah saat ini menyadari bahwa akan lebih bermanfaat untuk berkolaborasi dan bergaul dengan profesional lain di bidangnya untuk membangun sinergi dan sukses di bidang  ini. Membangun kolaborasi dengan penerjemah lain, para profesional dapat mengakses kumpulan klien yang lebih besar dan meningkatkan peluang mereka untuk memenangkan kontrak dan proyek. Berkolaborasi dengan penerjemah lain memungkinkan para profesional untuk berbagi keahlian dan pengetahuan mereka, dan belajar dari orang lain di lapangan. Ini dapat membantu mereka untuk memperluas keahlian mereka dan menawarkan layanan yang lebih luas kepada klien mereka.

“Alasan-alasan inilah menyadarkan kami dan mendorong kami untuk bergabung dengan Kerah Biru. Kami melihat Kerah Biru menjadi sebuah paradigma baru serikat pekerja yang mampu menjawab tantangan pekerja informal kedepannya sehingga mampu mendorong pemerintah untuk membuat regulasi-regulasi yang menyentuh pekerja seperti kami ini” pungkas Sisca.

Sementara itu salah satu pengurus Pokja Translator , Reza mengatakan : ” Beberapa klien mungkin bersedia membayar tarif yang lebih rendah untuk layanan terjemahan karena prevalensi alat dan platform online yang menawarkan opsi terjemahan berbiaya rendah atau bahkan gratis.Hal ini semakin menyulitkan bagi para professional terjemahan terlebih lagi pasca pandemi”.

Sementara itu Sekretaris Pokja Translator, Yulian Harris menjelaskan bahwa: “Teknologi digital juga menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pekerjaan penerjemahan, terutama jika berkaitan dengan dokumen rahasia atau sensitif. Pekerja penerjemah informal mungkin perlu berinvestasi dalam tindakan keamanan siber untuk melindungi data klien mereka dan memastikan bahwa pekerjaan mereka tetap rahasia.”

Lebih lanjut Yulian menambahkan bahwa secara keseluruhan, meskipun teknologi digital telah membawa banyak manfaat bagi industri penerjemahan, teknologi digital juga menciptakan beberapa tantangan bagi pekerja penerjemah informal. Untuk berhasil dalam lanskap digital baru ini, pekerja penerjemah informal harus bersedia beradaptasi, mempelajari keterampilan baru, dan merangkul teknologi baru.

Sementara itu Kamiludin yang ditunjuk sebagai bendahara Pokja Translator mengatakan bahwa berkolaborasi dengan penerjemah lain juga dapat memberikan akses ke sumber daya seperti perangkat lunak khusus, alat penerjemahan, dan materi pelatihan yang mungkin terlalu mahal untuk diinvestasikan sendiri oleh individu. Berkolaborasi dengan penerjemah lain dapat menghasilkan peningkatan efisiensi, karena tugas dapat dibagi di antara kelompok berdasarkan kekuatan dan keahlian masing-masing anggota. Ini dapat membantu menghemat waktu dan sumber daya, dan memastikan bahwa proyek selesai dalam tenggat waktu.

Layna salah seorang anggota Pokja juga menganggap bahwa meningkatkan pergaulan dengan penerjemah lain, para profesional dapat membangun representasi yang lebih kuat dari bidang terjemahan ini,  selain kepastian mengadvokasi kebutuhan dan minat mereka. Ini dapat membantu meningkatkan profil penerjemahan dan mempromosikan nilainya kepada calon klien.

“Secara keseluruhan, kolaborasi dan berserikat dengan penerjemah lain dapat membawa banyak manfaat bagi para profesional di bidang ini. Ini memungkinkan penyatuan sumber daya, pengetahuan, dan keahlian untuk membantu membangun karier yang kuat dan sukses” jelas Layna.

Pembentukan Pokja Translator ini akan segera ditindak lanjuti pada pencatatan di Suku Dinas Ketenagakerjaan Jakarta Barat, yang akan difasilitasi oleh Ketua Bidang OKK Kerah Biru, Suzy Sugiharto.

By Kerah Biru

Federasi Serikat Pekerja Kerah Biru berdiri pada tanggal 29 September 2022 di Jakarta. Merupakan Federasi Serikat Anggota termuda yang berafliasi pada Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *