Beranda » Berita Kerah Biru >>Mengintegrasikan Biohazard Dengan Decent Work
Jakarta_Kerahbirunews,- Potensi bahaya yang diakibatkan oleh aktivitas biologi (biohazard) menjadi perhatian penting dalam kerangka keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Substanti biologi seperti virus, bakteri, jamur, mikroorganisme lainnya dan racun dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan pekerja. Hal ini disampaikan oleh Parno kepada kerahbirunews, pada Rabu, 8 Mei 2024 di bilangan Jakata Barat.
Menurut Parno, keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan di lingkungan kerja harus menjadi prioritas, demi bisnis yang berkelanjutan. Sebagaimana tujuan ke-8 agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs) bahwa pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dapat dicapai dengan adanya lapangan kerja yang produktif dan pekerjaan yang layak.
“Jika pekerja sehat tentu akan sangat produktif dalam melakukan pekerjaannya, untuk itulah perlu suatu lingkungan kerja yang benar-benar sehat” ungkap Parno.
Mengintegrasikan Keselamatan dan Kesejahteraan
Ketua Bidang Pelatihan dan K3 Federasi Serikat Pekerja Kerah Biru itu juga mengatakan bahwa seringkali bahaya seperti biohazard terabaikan. Berbagai penyebab biohazard diantaranya perubahan iklim global, adanya bahan kimia berbahaya, mikroorganisme pathogen, dan limbah medis. Semua ini jika tidak dikelola dengan baik dapat mengancam kesehatan individu yang dapat berdampak pada seluruh lingkungan kerja.
Ditambahkannya, keselamatan di tempat kerja bukanlah hal baru, tetapi fokus pada keselamatan sekarang ini mencakup lebih dari sekadar bahaya fisik seperti jatuh atau kecelakaan mesin. Ancaman biologis seperti virus, bakteri patogen, dan bahan kimia beracun membutuhkan pendekatan yang lebih holistik terhadap keselamatan di lingkungan kerja. Ini termasuk identifikasi, penanganan, dan pemusnahan biohazard dengan tepat.
Pentingnya keselamatan di tempat kerja juga terkait dengan konsep “decent work”. Decent work, sebagaimana didefinisikan oleh International Labour Organization (ILO), mencakup hak asasi manusia di tempat kerja, perlindungan sosial, upah yang layak, dan lingkungan kerja yang aman. Dalam konteks ini, manajemen biohazard di lingkungan kerja menjadi penting untuk menciptakan kondisi kerja yang layak bagi semua karyawan.
Ancaman Biohazard di Lingkungan Kerja
Parno mengatakan sebagaimana diutarakan di atas bahwa biohazard di lingkungan kerja dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk limbah medis, bahan kimia beracun, dan mikroorganisme patogen. Misalnya, di fasilitas medis, limbah medis seperti jarum suntik, alat bedah sekali pakai, atau sampah medis lainnya dapat menjadi sumber infeksi jika tidak dikelola dengan benar. Di tempat kerja yang menggunakan bahan kimia berbahaya, paparan terhadap zat-zat tersebut dapat menyebabkan keracunan atau bahkan kanker pada karyawan.
Hal lainnya menurut Parno adalah bahwa mikroorganisme patogen juga menjadi ancaman serius. Misalnya, di tempat-tempat di mana karyawan berinteraksi dengan hewan, seperti peternakan atau laboratorium penelitian hewan, risiko penularan penyakit zoonotik meningkat. Karyawan di sektor kesehatan juga rentan terhadap infeksi dari pasien yang terinfeksi virus atau bakteri patogen.
Pentingnya Manajemen Biohazard
“Manajemen biohazard di lingkungan kerja tidak hanya tentang menanggulangi ancaman saat terjadi, tetapi juga tentang pencegahan dan mitigasi risiko” tandas Parno.
Menurutnya perlu membuat langkah-langkah penting dalam manajemen biohazard meliputi identifikasi risiko, penanganan yang aman, pemusnahan yang tepat, pencegahan penularan, dan pemantauan kesehatan karyawan.
Parno mengatakan “Penting untuk mengidentifikasi semua potensi biohazard di lingkungan kerja, baik itu limbah medis, bahan kimia beracun, atau mikroorganisme patogen.”
“Penting juga pekerja dilatih tentang cara menangani biohazard dengan aman, termasuk penggunaan peralatan pelindung diri seperti sarung tangan, kacamata, dan baju pelindung.” tambahnya.
Parno juga mengingatkan bahwa limbah medis dan bahan kimia berbahaya harus diproses dan dimusnahkan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Ini termasuk pemusnahan yang aman dan lingkungan, seperti insinerator atau pengolahan limbah medis.
Langkah lainnya adalah pencegahan infeksi, seperti vaksinasi dan kebersihan tangan, juga penting dalam mencegah penularan penyakit di lingkungan kerja. Tentu yang tidak kalah penting adalah pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu dalam mendeteksi dini paparan biohazard dan memastikan kesejahteraan karyawan.
Hubungan dengan Konsep “Decent Work”
Pada pemaparannya Parno menjelaskan hubungan antara biohazard dengan konsep decent work.
Kesehatan merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia, dan perlindungan karyawan dari bahaya biohazard adalah bagian dari hak tersebut. Memastikan lingkungan kerja yang aman dari biohazard merupakan upaya untuk melindungi hak asasi manusia karyawan.
Karyawan yang sehat dan aman di lingkungan kerja cenderung lebih produktif. Manajemen biohazard yang efektif dapat membantu mencegah absensi kerja karena penyakit atau cedera yang terkait dengan paparan biohazard, yang pada gilirannya dapat mendukung upah yang layak bagi karyawan.
Decent work mencakup lingkungan kerja yang aman dan sehat. Dengan mengelola biohazard dengan baik, tempat kerja menjadi lebih aman bagi semua karyawan, menciptakan kondisi kerja yang lebih baik dan mendukung produktivitas yang berkelanjutan.
Menurut Parno, manajemen biohazard juga berkontribusi pada perlindungan sosial karyawan. Dengan mencegah penyakit dan cedera yang terkait dengan biohazard, manajemen tersebut membantu menjaga kesejahteraan karyawan dan keluarga mereka.
Mengakhiri wawancara, Parno mengatakan bahwa kesimpulan dari semuanya ini adalah biohazard di lingkungan kerja merupakan ancaman serius bagi keselamatan dan kesejahteraan karyawan. Manajemen biohazard yang efektif bukan hanya tentang menanggulangi ancaman saat terjadi, tetapi juga tentang pencegahan dan mitigasi risiko. Lebih dari itu, manajemen biohazard juga terkait dengan konsep “decent work” yang mencakup Hak Asasi Manusia, upah yang layak, perlindungan sosial, dan lingkungan kerja yang aman. Mengintegrasikan biohazard dengan decent work adalah dengan mengintegrasikan manajemen biohazard ke dalam praktik kerja sehari-hari, perusahaan dapat menciptakan kondisi kerja yang lebih baik dan mendukung kesejahteraan karyawan secara keseluruhan.
Semoga Kerah Biru SPSI …. sukses menjadi stakeholder antara Pengusaha dan Pekerja… serta dapat mengarahkan Pekerja Indonesia untk meningkatkan Kompetensinya agar diera Pasar Global saat ini dapat bersaing dgn Pekerja² dari Negara² maju…