Jakarta_kerahbirunews,- Tim Media dan IT Kerah Biru melakukan wawancara kepada Sekretaris Umum FSP Kerah Biru, Saefpuloh tentang berdirinya Serikat Pekerja Kerah Biru Pokja Bangunan Hijau Srengseng. Dalam penuturannya pada kerahbirunews, lelaki yang akrab dipanggil Ipul itu menjelaskan bagaimana para pekerja bangunan ini memutuskan bergabung dengan Kerah Biru. Pekerja Anggota Bangunan Hijau menjadi salah satu Pokja di FSP Kerah Biru.
“Teman-teman pekerja bangunan ini sudah lama saya kenal, seperti bang Yahya, mas Sarkowi, mas Sambas dan teman-teman lainnya. Nepotisme itu sangat kental mas dalam dunia pekerja/buruh bangunan, biasanya jika seorang mendapatkan pekerjaan maka dia akan memanggil temannya” ungkap Ipul.
Pekerja Bangunan Hijau sangat kental dengan nepotisme
Mereka akan cenderung mengajak teman maupun saudaranya untuk turut bekerja. Sehingga dalam dunia proyek sulit sekali seseorang kalau melamar untuk ikut menjadi pekerja bangunan jika tidak ada kenalan.
Mereka ini sering disebut dengan panggilan “kuli”, namun panggilan seperti itu tidak mempengaruhi semangat mereka mencari nafkah. Nah dalam suatu pertemuan saya menjelaskan kepada mereka bahwa pentingnya mereka berserikat secara baik. Melakukan pencatatan di dinas keteagakerjaan dan mau berorganisasi dengan baik. Saat menjalaskan Kerah Biru pada kawan-kawan ini, awalnya mereka apatis karena stigma serikat pekerja/buruh selama ini bagi mereka.
Pekerja Bangunan cenderung apatis berserikat
Anggapan bahwa Serikat tidak juga memperjuangkan nasib mereka, terlebih mereka ini bekerja tidak menentu atau tergantung ada tidaknya proyek. Namun setelah lebih mendalam saya menjelaskan pentingnya berserikat dan betapa pentingnya memiliki wadah untuk memperjuangkan hak pekerja. Pada akhirnya mereka sepakat membentuk Serikat Pekerja. Serikat pekerja itu yang dikenal dengan Kelompok Pekerja Anggota (Pokja) Bangunan Hijau Srengseng jelas Ipul.
Yahya Bahtiar terpilih menjadi Ketua Pokja. Dia mengatakan :”Sebenarnya kami ini tidak memperdulikan apakah kami disebut pekerja , buruh, atau kuli mas. Kami hanya bekerja dan bekerja dan berharap selalu ada pekerjaan”.
“Karena kami hanya memiliki keahlian yang dibangun oleh pengalaman kerja selama ini. Terkadang kami memikirkan seandainya kami mengalami kecelakaan saat mau bekerja bagaimana nasib kami ? ” ungkap Yahya,
Pentingnya Jaminan Sosial bagi Pekerja Bangunan
Dia melanjutkan “Meski kami mendengar bahwa ada program pemerintah untuk jaminan sosial bagi pekerja seperti kami ini. Akan tetapi kami tidak paham dan kalaupun menggunakan iuran kami berpikir bagaimana seandainya nanti macet karena tidak ada proyek.”
“Jadi kami bersyukur mas Ipul sudah memperkenalkan Serikat Pekerja Kerah Biru ini. Kami berharap Serikat Pekerja ini menjadi wadah bagi kami untuk meningkatkan kompetensi kami. Ini dikarenakan bahwa kami merasa ketrampilan kami selalu dituntut untuk berubah lebih cepat”.tandasnya.
“Kami berharap segera ada pelatihan-pelatihan bagi kami kuli ini mas. Sehingga kami bisa lebih maju dan berharap sih bisa bekerja di proyek IKN” sambil tersenyum Sarkowi menyampaikan kepada Media
Lebih lanjut Ipul menjelaskan : “ Saat ini Pokja Bangunan Hijau Srengseng sudah menyerahkan berkas pencatatan di Sudin Tenagakerja Jakarta Barat. Selanjutnya tinggal menunggu keluar nomor pencatatannya. Setelah semuanya siap, maka kami Pengurus Pusat akan segera mencarikan dukungan program bagi Pokja ini, karena benar bahwa era transisi saat ini menuntut kompetensi seseorang untuk tetap bisa bersaing dalam mencari nafkah. Kita tunggu saja, kami yakin dengan niat yang tulus pasti kita akan memperoleh jalan kemudahan.
Syukurlah skrg sdh ada Serikat Pekerja Kerah Biru yg mewadahi makin pekerja2 lepas/kontrak agar semakin sejahtera.