studi-dampak-transisi-energi

Beranda » Berita Kerah Biru >> Studi Dampak Transisi Energi 

 

Jakarta_Kerahbirunews,-  Kantor ILO Jakarta melaksanakan pertemuan dengan unsur tripartit dalam rangka pemaparan studi yang berjudul : The Impact of Energy Transition on Jobs in the Electricity Production & Automotive Industry. Acara dilangsungkan pada Rabu 7 Februari 2024 di Holiday Inn Express Hotel, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Kantor ILO Jakarta bekerjasama dengan Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi & Bisnis yang dikepalai oleh Dr. Alin Halimatussadiah sebagai Kepala Kajian Ekonomi & Lingkungan Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat. Dalam pertemuan tersebut turut hadir unsur serikat yang dihadiri oleh Bambang S (KSPI), Royanto Purba (KSPSI) dan Suzy Sugiarto (FSP Kerah Biru-SPSI). Turut hadir Kementerian Ketenagakerjaan RI, BAPPENAS, dan APINDO serta pelaku usaha.

Adapun pokok-pokok bahasan yang perlu digarisbawahi dari Dampak Potensial Proses Transisi Energi menuju Penciptaan Lapangan Pekerjaan di Indonesia.

Sektor Kelistrikan di Indonesia saat ini masih didominasi oleh batubara dengan tren menaik dari 58% di th 2017 ke 67% di th 2022 sedangkan Energi Terbarukan menunjukkan masih rendah & dibawah target (KEN) 23% di th 2015. 13% di th 2017 ke 14% di th 2022. Pengembangan energi terbarukan dibutuhkan dilihat dengan kelebihan kapasitas kelistrikan yang terus menerus di Jawa & Sumatra, rata 28-30 GWh/year selama lebih dari 7 tahun.

 Sektor Otomotif – Kendaraan Listrik Industri manufaktur mobil di Indonesia adalah nomer 2 terbesar di Asia Tenggara 1.5juta unit di th 2022 sedangkan manufaktur sepeda motor 6juta unit di th 2021. Produksi Kendaraan listrik mencapai 34.000 mobil unit/th.

Pemerintah menargetkan memproduksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di th 2030 sebesar 600.000 unit untuk kendaraan roda 4 & 45 juta unit untuk roda 2.

Pabrik Kendaraan listrik & baterai listrik pertama akan mulai beroperasi di tahun 2024. Kementerian Perindustrian akan menerbitkan Peraturan tentang Persyaratan Teknis, Roadmap Kendaraan Listrik Nasional & Pedoman persyaratan kandungan Lokal (IESR,2023) Pekerja pada Sektor Kelistrikan & Otomotif

Sektor Kelistrikan : semua kegiatan Pembangkit tenaga listrik, Transmisi & distribusi tenaga listrik ke konsumen akhir.

Sektor Otomotif.   : semua sektor manufaktur kendaraan motor tidak termasuk Reparasi & Penjualan kendaraan serta sektor Transportasi.

PRAKIRAAN TOTAL PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA

Penciptaan lapangan kerja diperkirakan melalui proyeksi dampak langsung, tidak langsung & dampak yang ditimbulkan.

Input Output adalah model ekonomi yang menghitung dampak perekonomian secara luas akibat perubahan tertentu secara spesifik di sektor ekonomi.

Jalur Transisi Energi yang lebih agresif diperkirakan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja lebih dari 5.86 juta orang secara kumulatif hingga tahun 2050.

Batubara tetap mendominasi di BAU 53.9% & CP 30.5%.

Di Skenario PA, pasokan lapangan kerja terbesar akan dikontribusikan  dari skala utilitas tenaga surya dengan bagian 53.2%.

Rata-rata pada tahap Konstruksi & Instalasi menyediakan sekitar 75% dari total pasokan pekerjaan di sektor ketenagalistrikan.

Lapangan Kerja Energi Terbarukan akan membutuhkan peningkatan ketrampilan dan ketrampilan ulang yang terpadu upaya. Beberapa pekerjaan yang ada dapat ditingkatkan ketrampilannya memenuhi tuntutan pekerjaan seperti tukang pipa, tukang listrik & tukang atap agar mempunyai ketrampilan dasar untuk bekerja sebagai tenaga pemasang solar PV.

TVET & pelatihan dalam Program Jabatan akan memainkan peran penting dalam mempersiapkan tenaga kerja.

Pekerjaan & Ketrampilan yang diminta di Sektor Otomotif

Akan ada potensi kehilangan pekerjaan bersih yang signifikan di sektor ini karena berkurangnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk Kendaraaan Listrik. Penurunan tersebut bisa saja terjadi karena berkurangnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembuatan mesin & transmisi dibandingkan peningkatan produksi  baterai & peralatan listrik.

Transisi ini juga akan membuat pemeliharaan menjadi lebih sederhana dengan komponen yang lebih sedikit sehingga mengurangi jumlah kebutuhan pekerja. Pergeseran ini memerlukan serangkaian ketrampilan yang berbeda bagi angkatan kerja juga perempuan.

Juga perhatian yang lebih besar pada pekerja bidang ketrampilan tingkat menengah hingga atas seperti aplikasi & pengembangan perangkat lunak yang sangat kontras dengan fokus utama pada sektor manufaktur Otomotif.

PENUTUP

Masih banyak studi-studi kasus yang harus dipelajari terkait dengan proses Energi Transisi yang benar-benar bisa bermanfaat untuk para pekerja di lapangan. Regulasi yang kami harapkan dapat memberi iklim yang kondusif yang layak bagi kaum pekerja sektor formal & informal agar dapat tercipta hubungan yang baik antara Pemerintah, Pelaku Usaha dan Pekerja.

Ketertinggalan karena sistem yang lama dapat diperbaiki dengan penambahan program-program pendidikan ketrampilan pekerja yang lebih banyak lagi dan dapat dijangkau oleh pekerja di tingkat propinsi/kecamatan.

Sebagaimana ditulis oleh :

Suzy Sugiharto (Ketua OKK FSP Kerah Biru-SPSI)

By Kerah Biru

Federasi Serikat Pekerja Kerah Biru berdiri pada tanggal 29 September 2022 di Jakarta. Merupakan Federasi Serikat Anggota termuda yang berafliasi pada Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *