Tag: asi

Air Susu Ibu (ASI) memiliki peran krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI bukan hanya sumber nutrisi, tetapi juga menyediakan zat kekebalan, enzim, dan faktor pertumbuhan yang sangat penting. Kandungan nutrisi di dalamnya melibatkan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan bayi.

Air Susu Ibu memiliki keunggulan yang tidak dapat disaingi oleh formula susu buatan karena dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan bayi. Protein di dalamnya lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang masih berkembang, sementara lemak dalamnya membantu perkembangan otak dan sistem saraf. Kandungan imunoglobulin dan antibodi  juga memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit dan infeksi.

Salah satu aspek penting  adalah pencegahan stunting. Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak terhambat karena kurangnya gizi . Terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, yang dimulai sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun. ASI memberikan kontribusi besar dalam mencegah stunting karena kandungan gizi yang lengkap dan mudah diserap oleh tubuh bayi.

ASI mengandung zat-zat seperti asam lemak omega-3 dan omega-6, yang sangat berperan dalam perkembangan otak. Kekurangan gizi pada periode awal kehidupan dapat menyebabkan gangguan kognitif dan masalah perkembangan lainnya, yang dapat menyebabkan stunting. Oleh karena itu, ASI bukan hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga berperan dalam membentuk fondasi perkembangan kognitif anak.

Pentingnya ASI dalam mencegah stunting juga terkait dengan aspek kekebalan. Karena mengandung antibodi yang melindungi bayi dari berbagai infeksi dan penyakit, sehingga menjaga kesehatan bayi dan memastikan bahwa energi yang tersedia dalam tubuhnya digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan, bukan untuk melawan penyakit.

Dengan demikian perlu promosi dan dukungan terhadap praktik pemberian ASI eksklusif. Selama 6 bulan pertama kehidupan, dan pemberian ASI bersama makanan pendamping hingga usia 2 tahun atau lebih, menjadi langkah kunci dalam upaya mencegah stunting dan memastikan perkembangan optimal anak sejak dini.