Tag: jetp

Pada Konferensi Tingkat Tinggi G20, negara-negara yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) meluncurkan kemitraan dengan Indonesia, untuk memobilisasi pendanaan sebesar USD 20 miliar guna membantu Indonesia menerapkan upaya-upaya dekarbonisasinya. Just Energy Transition Partnership (JETP) adalah nama kemitraan tersebut. Mobilisasi pendanaan ini berasal dari negara-negara anggota IPG sebesar USD 10 miliar, sedangkan sisanya akan dimobilisasi melalui pendanaan swasta oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

Pendanaan JETP untuk Indonesia ditujukan untuk membantu Indonesia beralih dari pembangkit listrik berbahan bakar batubara dan pada saat yang bersamaan melakukan upaya pengembangan energi terbarukan, untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia. Indonesia diharapkan dapat menyusun rencana investasi (investment plan) yang di mana pada tahun tahun 2030 komposisi energi terbarukan terhadap energi total, mencapai 34%. Termasuk di dalam rencana investasi tersebut adalah percepatan pemensiunan dini dari pembangkit listrik berbasis batubara, dimana emisi dari sektor ketenagalistrikan akan mencapai puncaknya di tahun 2030 dengan emisi gas rumah kaca mencapai 290 juta ton CO2-ek di tahun 2030, turun dibandingkan dengan skenario business as usual di mana emisi gas rumah kaca di sektor ketenagalistrikan mencapai 357 juta ton CO2-ek di tahun 2030.

Untuk mencapai Net Zero Emission, langkah-langkah pengurangan emisi GRK harus sejalan dengan upaya peningkatan penyerapan karbon atau penghapusan emisi yang setara. Langkah-langkah ini dapat mencakup peningkatan penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, penanaman pohon, dan pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.

Banyak negara dan perusahaan besar telah mengumumkan komitmen mereka untuk mencapai Net Zero Emission pada waktu tertentu di masa depan. Pada tingkat nasional, ini melibatkan penetapan target pengurangan emisi yang ambisius dan implementasi kebijakan untuk mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon. Negara-negara ini juga dapat mengadopsi praktik-praktik seperti penanaman hutan, pengelolaan lahan berkelanjutan, dan pengembangan infrastruktur hijau.

Di tingkat perusahaan, banyak entitas bisnis berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan tuntutan pelanggan yang semakin sadar lingkungan. Ini melibatkan langkah-langkah seperti investasi dalam teknologi bersih, penggunaan sumber energi terbarukan, dan offset karbon untuk mengimbangi emisi yang sulit dihindari.